Apa itu Lahar?
Lahar adalah campuran material vulkanik (bongkahan batu, kerikil, pasir, tefra) yang mengalir ke arah lereng gunung dengan kecepatan cukup tinggi. Di negara kita, Indonesia, aliran lahar ini umumnya terjadi karena bercampurnya material vulkanik dengan air hujan. Seringkali lahar disebut sebagai lahar dingin, suatu istilah yang menurut saya cenderung keliru dan bisa berakibat fatal. Mengapa?
Material vulkanik yang dikeluarkan gunungapi saat erupsi memiliki suhu tinggi, dapat mencapai ratusan derajat celsius. Sebagai pembanding, suhu air mendidih adalah 100 derajat celsius ya. Ketika keluar ke permukaan dan terekspos udara luar, perlahan suhu material erupsi ini akan menurun. Yang harus dipahami, butuh waktu cukup lama agar suhu material tersebut turun mencapai suhu udara luar atau mencapai suhu aman bagi manusia. Nah, jika material vulkanik tersebut adalah produk dari kubah lava yang runtuh karena ketidakstabilan yang dipicu air hujan, maka bisa dipastikan suhu campuran yang terjadi cukup tinggi. Semakin jauh mengalir ke arah lereng gunung suhunya tentu akan berkurang tetapi masih berbahaya bagi manusia. Pada beberapa kejadian, luka bakar karena terpapar lahar efeknya seperti tersiram air dari ceret air panas (~70 derajat bahkan lebih). Sekali lagi, suhu 70 derajat celsius itu bukan suhu yang bisa dikatakan dingin ya!
Beberapa tahun belakangan penyebutan lahar dingin di Indonesia diganti dengan lahar hujan. Mengapa oh mengapa? Karena eh karena itu adalah salah satu bentuk edukasi peningkatan kewaspadaan masyarakat yang tinggal atau beraktifitas di lereng gunungapi, terutama gunungapi aktif. Setiap masuk musim penghujan, diharapkan masyarakat juga menyadari dan mewaspadai potensi terjadinya lahar hujan dan bahayanya.
Bahaya Lahar
Selain suhunya yang tinggi, apa saja sih bahaya dari lahar hujan ini?
Lahar dapat mengalir dengan kecepatan beberapa puluh meter per detik menempuh jarak sampai beberapa kilometer membawa energi yang cukup besar. Ingat lahar bukan aliran air biasa tapi aliran emulsi yang pekat sehingga energi merusaknya cukup tinggi. Jika aliran lahar mengenai bangunan atau infrastruktur lain maka dapat dipastikan akan terjadi kerusakan pada bangunan tersebut. Jika aliran lahar ini mengenai kendaraan roda empat atau dua, maka kendaraan tersebut bisa ikut dihanyutkan oleh lahar. Jika mengenai manusia yang bobotnya jauh lebih lebih kecil dari kendaraan, ya bayangkan saja sendiri. Mungkin seperti hanyut dalam cairan bubur hayam nu panas tea!
Menghindari Bahaya Lahar
Apa yang harus dilakukan agar terhindar dari bahaya lahar?
- Hindari beraktifitas dekat dengan aliran sungai, terutama sungai yang hulunya ada di gunungapi aktif.
- Bagaimana kalau aktifitas di daerah sungai atau lereng gunung tidak terhindarkan? Misalnya karena tempat tinggal atau karena pekerjaan. Silakan jalani aktifitas Anda tetapi dengan mematuhi rekomendasi dan aturan dari pihak yang berwenang. Selain sistem mitigasi fisik yang sudah ada (SABO, sistem elektronik pemantauan aliran sungai, dll) pemerintah daerah yang memiliki gunungapi aktif (contoh: Kab.Sleman) biasanya akan mengeluarkan rekomendasi mengenai potensi bahaya di daerahnya terkait lahar dan musim penghujan.
- Tingkatkan pengetahuan Anda mengenai potensi bahaya sekitar (build your capacity/minimize you vulnerability = reduce your risk). Pahami betul kondisi lingkungan sekitar Anda tinggal atau beraktifitas. Mengenali rute evakuasi, akses berkala ke laman informasi resmi, informasi nomor telpon penting, dan semacamnya sering kali menjadi penyelamat dalam keadaan genting.
- Jangan ngeyel. Otoritas membuat aturan untuk menjaga masyarakat tetap aman dan selamat. Bantulah otoritas dengan mematuhi arahan mereka. Jangan sampai ngeyel Anda membuat otoritas dan relawan bergerak mengevakuasi Anda.
Salam Tangguh!
Sleman, 5 Nov 2021